Maraknya Peredaran Gelap Narkoba di Kabupaten Siak Sasar Remaja dan Anak di Bawah Umur 

Mitraterkini.com, Siak – Praktisi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) Riau Raja Windu Rukmana SH mengimbau semua pihak turun tangan.

Peredaran gelap  narkoba di Kabupaten Siak saat ini semakin memperihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin banyaknya kasus narkoba yang diungkap pihak kepolisian maupun BNN. 

Peredaran barang haram tersebut tidak hanya di ibukota kabupaten dan kecamatan saja, bahkan sudah menyasar sampai kepelosok -pelosok kampung di Kabupaten Siak.   

Hal yang paling memperihatinkan lagi, penyalahgunanya dari berbagai usia mulai dari  orang tua, dewasa, remaja bahkan sampai usia anak pelajar pun sudah ada yang terjerat barang haram tersebut.    

“Dalam hal ini, Praktisi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika Dan Prekusor Narkotika (P4GN) Provinsi Riau asal Siak, Windu Rukmana, S.H, mengatakan, Kabupaten Siak berpotensi rawan peredaran gelap narkoba, ada di hampir semua kecamatan.

Windu Rukmana juga mengatakan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor selain faktor individu dan lingkungan Siak, juga didukung oleh faktor letak wilayahnya. 

“Kabupaten Siak  memiliki akses jalan darat, laut yang terhubung dengan beberapa provinsi serta kabupaten/kota  yang dekat dengan street of Malacca atau jalur Delat Melaka, seperti Aceh, Sumut, Jambi, Kepri, dan  Riau terdiri dari Kabupaten Rohil, Dumai, Bengkalis, Siak, dan Pelalawan, yang  juga menjadi pintu masuk penyelundupan narkoba internasional dari golden triangle dan negara produsen narkoba lain ke Indonesia. 

“Narkoba banyak masuk dari laut lewat pelabuhan tikus, bahkan ada yang diselundupkan lewat pelabuhan resmi,” ucap Windu.

Bayangkan mereka masuk lewat pintu-pintu tersebut melintasi jalur darat wilayah Kabupaten Siak menuju kota-kota besar yang lain di Indonesia.

“Mereka turunkan 10 kilogram saja di kecamatan yang mereka lewati dan mereka sebarkan lagi di wilayah kampung-kampung di Siak,” jelas Windu.

Berapa banyak masyarakat  yang akan dirusak dan mati sia-sia. Ini tentunya akan menimbulkan ancaman dan masalah besar bagi lingkungan sosial masyarakat, terutama rusaknya fisik dan mental generasi muda yang merupakan SDM Kabupaten Siak, serta negara ini ke depan. 

“Selain itu, narkoba berpotensi menimbulkan kejahatan lain, sehingga akan neningkatnya gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat,” terang praktisi P4GN yang biasa dipanggil Bapak Narkoba ini. 

Dengan semakin maraknya situasi peredaran gelap narkoba di Kabupaten Siak, Windu Sang Bapak Narkoba dari Siak ini, mengajak semua pihak untuk ikut serta turun tangan, mencegah dan memberantas narkoba bukan hanya tanggung jawab polisi dan BNN saja, tetapi tanggung jawab semua.

“Saya  berharap pemerintah daerah mulai dari kecamatan lurah/kampung sampai ke pemerintahan RT,RW untuk lebih meningkatkan pengawasan, pembinaan, mengedukasi pencegahan narkoba kepada masyarakat terutama pemuda dan pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa,” sebut Windu.

Lanjut” Windu, bukan hanya masyarakat ia juga berharap seluruh aparatur sipil negara di lingkungan pemerintah daerah juga diberikan pembinaan dan edukasi tentang bahaya narkoba.

Karena  dalam beberapa kasus narkoba di Siak disinyalir melibatkan oknum ASN. Selaku aparatur yang melayani masyarakat, hal ini perlu juga diberikan pembinaan sebagai upaya pencegahan. Peran serta pihak swasta juga sangat penting dalam mencegah narkoba, terutama perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Siak.

Perusahaan juga punya tanggung jawab menyelamatkan tenaga kerja dan masyarakat disekitar daerah usahanya dari ancaman bahaya narkoba, terutama generasi mudanya. Jadi bukan hanya bisa buat usaha saja, untuk mencegah dan memberantas narkoba semua pihak harus berkomitmen dan bersinergi. 

“Jika semua berjalan dengan baik saya yakin masyarakat Siak akan terselamatkan dari ancaman narkoba,” ujar praktisi P4GN Riau ini.***

(Red)